Jumat, 28 September 2012

Bahasa Indonesia - Artikel Bahasa



Nama : Chorija Yusli Adhari
NPM : 11110572
Kelas : 3KA24

Nama Dosen : Idi Darma
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1



Bahasa sebagai Alat Pencari Pekerjaan

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kelanjutan hidup manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa ada bahasa. Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai bagian dari kebutuhan primer, sebagai pengatur, bahkan bahasa sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dari sesuatu.

Segala aktifitas yang akan kita lakukan diatas muka bumi ini harus diawali dengan bahasa,tidak terkecuali saat kita mencari pekerjaan. Mencari kerja tanpa dibarengi dengan kemampuan berbahasa yang baik menyebabkan seseorang menanggung kekhawatiran tertentu. Oleh karena itu, Salah satu kunci sukses untuk meraih peluang itu adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Jika kita menguasai bahasa dengan baik maka peluang itu akan terbuka lebar untuk kita.

Bukan hanya bahasa dalam arti kata lisan, tetapi juga bahasa tubuh (tingkah laku). Maksudnya seseorang bukan hanya harus pandai menyusun kata dengan baik (berbicara dengan sopan) tetapi juga harus bertingkah laku dengan sopan agar serasi antara ucapan dengan tingkah laku.

Biasanya perusahaan tidak hanya melihat seorang pelamar dari ijasahnya (nilai) saja, tetapi juga dilihat ketika pelamar itu di interview, yang dimana terlihat sikap dan cara berbicaranya, apakah pelamar itu pantas bekerja atau tidak ? Maka dari itu ita harus mempunyai bahasa yang baik dalam berkomunikasi dan bersikap serta kita harus bisa membedakan dengan siapa kita berbicara.

Bahasa Indonesia - Sinopsis Novel



Nama  : Chorija Yusli Adhari
NPM   : 11110572
Kelas   : 3KA24

Nama Dosen : Idi Darma
Mata Kuliah  : Bahasa Indonesia 1





Identitas Buku

  • Judul   :           Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur
  • Penulis :           Muhidin M. Dahlan
  • Tebal   :           ±  260 halaman



Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur
Memoar Luka Seorang Muslimah

Novel ini mengisahkan seorang mahasiswi alim dan cerdas bernama Nidah Kirani. Ia seorang muslimah yang sangat taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Kecintaannya pada agama membuat dia memilih untuk hidup yang sufistik. Dan keinginannya hanya satu yaitu menjadi muslimah yang beragama secara kiffah. Sampai suatu hari ia tertarik dan masuk menjadi anggota Jemaah, yaitu suatu organisasi rahasia yang bertujuan menegakkan syariat Islam dengan mendirikan negara Islam di Indonesia.

Setelah menjadi anggota Jemaah, mula-mula Kirani bersemangat melakukan dakwah dan menyumbangkan dana secara teratur dalam jumlah cukup besar, sampai ia berani mengajak keluarga dan teman-teman sekampungnya untuk mengikuti jejaknya. Namun tindakannya ternyata diketahui oleh aparat keamanan yang kemudian memburunya, sehingga ia dibenci oleh orang sekampungnya dan harus bersembunyi di sebuah tempat kos selama beberapa bulan. Meskipun demikian, Kirani harus menghadapi kekecewaan yang semakin besar, karena ternyata anggota Jemaah lainnya tidak melakukan dakwah sebagaimana dirinya dan hanya bersantai. Sementara itu sebagai gadis yang cerdas dan bersemangat juang, upayanya untuk membahas strategi perjuangan, mengetahui luasnya jaringan dan arah serta kondisi organisasi selalu kandas karena ternyata tidak seorangpun diantara rekan-rekan anggota jemaah yang tinggal bersamanya atau dikenalnya mengetahui hal tersebut, bahkan mereka tidak berusaha untuk mengetahuinya serta menegurnya jika ia teralu banyak bertanya.

Setelah tiga tahun, keadaan di atas membuatnya frustrasi. Kirani merasa imannya, perjuangannya, pengorbanannya selama ini tidak dihargai dengan sepantasnya. Ia merasa berdosa kepada keluarganya karena selama ini (sesuai anjuran Jemaah) telah memberikan banyak dana yang seharusnya untuk hal lain kepada Jemaah. Ia telah dibenci orang sekampungnya karena mengajak mereka masuk Jemaah. Namun ia tetap tidak boleh mengetahui apapun tentang organisasi tersebut dan hanya diminta menjadi anggota dan menunggu serta menunggu tanpa berbuat apa-apa. Hal ini membuatnya merasa sia-sia menjadi anggota Jemaah, sehingga pada suatu hari, bersama dengan tiga orang sahabatnya anggota Jemaah, mereka melarikan diri. Setelah melarikan diri inilah Kirani kemudian mengalami kekecewaan yang sangat, sehingga ia berontak, dengan menolak semua hal yang dulu diperjuangkannya di Jemaah.

Didalam kondisi kekecewaan yang sangat, Kirani justru melampiaskan kekecewaannya dengan berubah menjadi perempuan liar yang tak terkendali. Dia ingin Allah tahu bahwa dia tidak lagi percaya pada-Nya sehingga dia mulai menjadi seorang petualang. Dia berhasil menaklukan laki-laki yang dikenal dengan keislamannya. Aktivis dan dosennya pun dia taklukan dengan kecantikannya. Semuanya bersujud di bawah kakinya demi mendapatkan kepuasan (maaf) birahi. Mereka adalah orang-orang munafik pikir Nidah. Akhirnya ia pun menjual dirinya pada para pria. Pelacur, pilihan yang Kirani pikir lebih menguntungkan ketimbang hanya sekedar  freesex dengan teman-teman kampusnya.