Kamis, 06 Juni 2013

Teman mencerminkan diri sendiri

Semua orang pasti mempunyai teman, baik itu teman sejak kecil ataupun temen yang baru kita kenal. Berawal dari sebuah perkenalan, pertemanan terjalin. Tetapi orang yang kita kenal belum tentu bisa menjadi teman kita, kenapa ? karena kita lebih suka berteman dengan orang yang mempunyai hal-hal yang sama dengan kita. Seperti halnya seseorang yang menyukai belajar, ia lebih senang berteman dengan seseorang yang suka belajar pula dibandingkan berteman dengan seseorang yang lebih suka jalan-jalan. Dan contoh lainnya adalah seseorang yang baik, ia akan bertemen dengan orang yang baik pula dibandingkan bertemen dengan orang yang jahat hatinya.


Maka dari itu, carilah teman yang lebih baik dari kita. Karena itu akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik lagi didunia ini. dan janganlah terlalu dengan orang-orang yang mempunya sifat jahat karena bisa saja kita menjadi seperti dia. Bukannya bermaksud memilih-milih teman tetapi jika kita tidak mempunyai kepercayaan diri dan keyakinan diri yang kuat, maka bisa saja kita akan terpengaruh oleh temen yang kita temani.  Tetapi  jika kalian merasa diri kalian mampu atau bisa membedakan yang mana yang baik untuk kalian dan yang mana yang tidak baik untuk kalian dari sifat-sifat teman kalian, kenapa tidak berteman dengan semua orang yang kita kenal. Karena semakin banyak teman, semakin banyak informasi yang didapat, dan semakin banyak pula ilmu-ilmu yang bisa diambil dari mereka.

Perfect atau Sempurna

Menjadi sempurna adalah idaman setiap manusia. Banyak orang yang ingin dirinya sempurna tanpa alasan apapun. Walaupun mereka tahu bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini selain sang maha pencipta. Jika manusia sempurna, ibarat rubik yang sudah tertata,tersusun rapi warnanya dan enak dilihat. Karena sudah tertata dan sempurna, orang hanya bisa melihat dan memegangnya. Tidak ada yang bisa orang lain lakukan untuk orang itu. Tetapi jika tidak sempurna, seseorang ibarat rubik yang berantakan, warnanya tidak beraturan dan tidak enak dilihat, maka seperti itulah orang lain bisa membantu orang itu.  Bahkan jika orang itu melakuka kesalahan beberapa kali, orang itu masih bisa melakkukan perbaikan lagi.


Dan itulah mengapa manusia tidak diciptakan sempurna oleh sang pencipta. Karena jika manusia diciptakan dengan sempurna, maka tidak ada orang yang saling menolong satu sama lain, tidak ada orang yang saling peduli terhadap sesamanya dan bahkan semua orang didunia ini akan terlihat angkuh dan sombong akan kesempurnaannya. Maka dari itu, kita harus saling tolong menolong, saling membantu dan saling memperbaiki diri satu sama lain agar bisa setidaknya sedikit sempurna walau kita tidak pernah bisa mencapai titik kesempurnaan yang sesungguhnya.

Rabu, 05 Juni 2013

Kaum Mayoritas dan Minoritas

Mayoritas adalah istilah yang digunakan untuk komunitas yang besar. Sedangkan minoritas adalah istilah yang digunakan untuk komunitas yang kecil. Biasanya kaum mayoritas adalah kaum yang paling berkuasa didalam masyarakat, sebab anggotanya yang banyak membuat mereka paling disegani. Tetapi tidak dipungkiri bahwa kaum mayoritas lebih mudah mempengaruhi masyarakat ketimbang kaum minoritas. Biasanya kaum mayoritas tidak sekuat kaum minoritas karena kaum mayoritas biasanya sudah menganggap diri mereka lebih dan tidak mau dikoreksi, itulah yang menyebabkan mereka lebih mudah goyah ketimbang kaum minoritas. Kaum minoritas biasanya lebih kuat karena keadaan mereka yang sedikit dan mereka lebih kompak ketimbang kaum mayoritas.

Seperti halnya orang pencinta sepakbola (mayoritas) yang menganggap sepakbola adalah olahraga yang lebih berbobot ketimbang olahraga angkat besi (minoritas) atau olah yang lainnya. Tetapi buktinya mereka yang sama-sama pencita sepakbola saling berkelahi tanpa ada sebabnya. Padahal mereka adalah kaum mayoritas yang mungkin sangat berpengaruh terhadap masyarakat.


Maka jadilah orang yang bijak, yang walau dalam keadaan yang mayoritas tetapi tetap rendah diri dan tidak menyepelekan kaum yang minoritas.  Karena belum tentu kaum minoritas itu lebih rendah daripada kaum mayoritas. 

Luapan emosi

Setiap manusia pernah merasakan marah, sedih, senang, bahkan bahagia. Semua itu adalah emosi yang tercipta alami dalam tubuh manusia. Emosi bisa keluar kapan saja dan dimana saja. Ada orang yang bisa menahan emosi pada waktu marah, ada juga yang langsung meluapkan emosinya pada  saat itu juga tanpa berfikir akibat yang akn ditimbulkan. Ada orang yang lompat-lompat ketika ia mengalami kebahagiaan, ada juga orang yang hanya tersenyum untuk meluapkan rasa bahagianya. Ada orang yang setiap ia mengalami kesedihan, ia akan menceritakannya kepada orang terdekatnya dan ada juga orang yang hanya terdiam diri sendiri untuk memikirkan semua kesedihan-kesedihannya.

Itu semua adalah luapan emosi yang jika dilakukan hati atau perasaan kita akan sedih lebih nyaman. Seperti halnya orang yang suka menulis diary setiap hari, ia akan lebih baik ketika ia telah meluapkan seluruh isi hati nya pada buku diary nya. Atau seseorang yang lebih suka bercerita kepada teman dekatnya ketika ia mengalami sesuatu kejadian-kejadian yang telah dialaminya, agar perasaannya dapat lebih nyaman.

Banyak orang yang bilang, ketika kalian sedang gundah, sedih atau bahkan marah, pergilah ke pantai dan berteriaklah dipinggir pantai, luapkanlah emosi kalian disana maka kalian akan lebih baik dari sebelumnya.


Jadi temukanlah cara kalian untuk meluapkan emosi, karena hal itu akan membuat kalian lebih nyaman dan lebih baik dari keadaan kalian sebelumnya dan kalian akan lebih mudah dalam menjalani hidup ini.

Kebahagiaan

Kebahagiaan. Asal kata dari kata bahagia. Sebuah kata yang sederhana tetapi jika kita dapat merasakannya, maka kita terasa lebih nyaman. Sebuah kata sederhana yang terkadang orang sulit untuk mendapatannya. Sebuah kata yang merupakan tujuan hidup saya.

Banyak orang didunia ini sibuk memikirkan “bagaimana cara untuk membahagiakan orang lain ?”, entah itu membahagiakan orang tua nya, saudaranya, temannya, bahkan pacarnya. Mereka terkadang tidak peduli akan kebahagiaan mereka sendiri, yang mereka pikirkan hanya untuk membahagiakan orang-orang yang mereka cintai.

Bagaimana bisa mereka membahagiakan orang lain, sedangkan mereka sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri mereka sendiri. Ini sama halnya bagaimana bisa mereka membuat orang lain tersenyum sedangkan mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk tersenyum.


Jadi cobalah membahagiakan diri kita sendiri terlebih dahulu, baru mencoba membahagiakan orang lain. Karena jika kita sudah bisa membahagiakan diri kita sendiri, maka kita akan lebih mudah untuk bisa membahagiakan orang lain. Walaupun terdengar egois, tapi itulah yang seharusnya kita lakukan agar kita dapat lebih membahagiakan orang-orang yang kita cintai.